20.1 C
Brussels
Minggu, Mei 12, 2024
PendapatKetegangan di Eropa seputar Ukraina, Prancis mencari aliansi untuk menghalangi Rusia

Ketegangan di Eropa seputar Ukraina, Prancis mencari aliansi untuk menghalangi Rusia

PENAFIAN: Informasi dan pendapat yang direproduksi dalam artikel adalah milik mereka yang menyatakannya dan itu adalah tanggung jawab mereka sendiri. Publikasi di The European Times tidak secara otomatis berarti pengesahan pandangan, tetapi hak untuk mengungkapkannya.

TERJEMAHAN DISCLAIMER: Semua artikel di situs ini diterbitkan dalam bahasa Inggris. Versi terjemahan dilakukan melalui proses otomatis yang dikenal sebagai terjemahan saraf. Jika ragu, selalu mengacu pada artikel aslinya. Terima kasih atas pengertian.

Lahcen Hammouch
Lahcen Hammouchhttps://www.facebook.com/lahcenhammouch
Lahcen Hammouch adalah seorang Jurnalis. Direktur TV dan Radio Almouwatin. Sosiolog oleh ULB. Presiden Forum Masyarakat Sipil Afrika untuk Demokrasi.

Ketika perang di Ukraina memasuki tahun ketiga, perpecahan dan perbedaan pendapat di Uni Eropa semakin meningkat mengenai cara menanggapi agresi Rusia. Inti dari perdebatan ini adalah usulan Perancis untuk mengirim pasukan Barat ke Ukraina, sebuah inisiatif yang sangat didukung oleh beberapa negara tetangga Kyiv, namun ditolak secara luas oleh aktor-aktor Eropa lainnya, terutama Jerman.

Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini mengusulkan pengiriman pasukan Barat ke Ukraina pada konferensi di Paris yang mempertemukan para pemimpin Eropa. Proposal tersebut memicu reaksi beragam di dalam UE, yang menggambarkan perbedaan pandangan mengenai cara merespons krisis Ukraina.

Prancis berupaya membangun koalisi dengan negara-negara Baltik untuk mendukung inisiatif ini. Langkah ini disambut baik oleh negara-negara Baltik, yang merasa sangat rentan dalam menghadapi kemungkinan meningkatnya agresi Rusia di Ukraina. Pada saat yang sama, Perancis juga berupaya memperkuat hubungannya dengan Ukraina dengan menawarkan dukungan militer dan ekonomi.

Namun, inisiatif ini menghadapi kendala di dalam UE. Meskipun Polandia telah bergabung dengan usulan Perancis, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya masih enggan mengirim pasukan NATO ke Ukraina, karena khawatir akan meningkatnya konflik.

Dalam konteks ketegangan dan perpecahan ini, Perancis dan Moldova baru-baru ini menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dan ekonomi. Perjanjian ini secara khusus mengatur penempatan perwakilan militer Prancis di Moldova, serta program pelatihan dan pasokan senjata.

Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk memperkuat dukungan Barat terhadap Ukraina dan negara-negara tetangganya yang menghadapi agresi Rusia. Namun, perdebatan masih terjadi di dalam UE mengenai cara terbaik untuk menanggapi krisis ini, yang menyoroti perpecahan dan ketegangan di seluruh benua Eropa.

Awalnya diterbitkan pada Almouwatin.com

- Iklan -

Lebih dari penulis

- ISI EKSKLUSIF -tempat_img
- Iklan -
- Iklan -
- Iklan -tempat_img
- Iklan -

Harus baca

Artikel Terbaru

- Iklan -