14.8 C
Brussels
Sabtu, Mei 4, 2024
budayaKursi yang disediakan untuk orang kulit hitam pada pertunjukan teater di London telah memicu...

Kursi yang disediakan untuk orang kulit hitam pada pertunjukan teater di London telah memicu kontroversi

PENAFIAN: Informasi dan pendapat yang direproduksi dalam artikel adalah milik mereka yang menyatakannya dan itu adalah tanggung jawab mereka sendiri. Publikasi di The European Times tidak secara otomatis berarti pengesahan pandangan, tetapi hak untuk mengungkapkannya.

TERJEMAHAN DISCLAIMER: Semua artikel di situs ini diterbitkan dalam bahasa Inggris. Versi terjemahan dilakukan melalui proses otomatis yang dikenal sebagai terjemahan saraf. Jika ragu, selalu mengacu pada artikel aslinya. Terima kasih atas pengertian.

Keputusan sebuah teater di London untuk mencadangkan kursi bagi penonton kulit hitam untuk dua produksi drama tentang perbudakan telah menuai kritik dari pemerintah Inggris, France Press melaporkan pada tanggal 1 Maret.

Downing Street mengecam gagasan tersebut sebagai “memecah belah masyarakat”.

Teater Noel Coward di West End London telah menjadwalkan dua malam teater “Black Out”, yang akan memberikan preferensi kepada penonton kulit hitam untuk dua produksi drama Jeremy O. Harris “The Game of slaves” (Slave Play), yang mulai bulan Juni 29 akan dimainkan di panggung London selama hampir dua bulan.

Drama yang dibintangi Kit Harington, yang terkenal karena perannya dalam serial Game of Thrones, telah menikmati kesuksesan besar sejak penayangan perdananya di Broadway di New York pada tahun 2019. Drama tersebut menceritakan tentang “ras, identitas, dan seksualitas” di sebuah perkebunan, kata AFP.

Dua pertunjukan teatrikal tersebut, yang dijadwalkan pada 17 Juli dan 17 September tahun ini di ibu kota Inggris, menimbulkan gelombang reaksi sedemikian rupa sehingga memicu komentar dari pemerintah Partai Konservatif, yang merupakan kritikus vokal terhadap ideologi “wokisme”. (gerakan “wakemen” – dari bahasa Inggris terbangun, lahir dari kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam di AS), catat badan tersebut.

“Perdana Menteri adalah penggemar berat seni dan percaya bahwa seni harus inklusif dan terbuka untuk semua, terutama jika galeri seni menerima dana dari pemerintah,” kata juru bicara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.

“Jelas membatasi penonton berdasarkan ras adalah tindakan yang salah dan memecah belah,” imbuhnya.

- Iklan -

Lebih dari penulis

- ISI EKSKLUSIF -tempat_img
- Iklan -
- Iklan -
- Iklan -tempat_img
- Iklan -

Harus baca

Artikel Terbaru

- Iklan -