Simbol dari pameran ini adalah gaun muslin yang dihias dengan mawar sutra dan taffeta karya desainer Anne Lou (1898-1981), yang memelopori fesyen yang diciptakan oleh wanita Afrika-Amerika.
Metropolitan Museum of Art – lembaga terbesar di Amerika Serikat untuk presentasi dan studi semua jenis seni – mendedikasikan sebuah pameran untuk fesyen yang diciptakan oleh perempuan untuk perempuan, lapor AFP.
Pameran tersebut bertajuk “Wanita Berpakaian Wanita”. Simbol dari pameran ini adalah gaun muslin yang dihias dengan mawar sutra dan taffeta karya desainer Anne Lowe (1898-1981), yang memelopori fesyen yang diciptakan oleh wanita Afrika-Amerika. Lowe sering diabaikan sebagai seorang desainer, padahal pola gaun pengantin Jackie Kennedy (1953) adalah karyanya.
Tiga dekade sebelumnya, rumah mode Prancis yang kini terlupakan – “Premet” – meluncurkan gaun “La garconne”. Kesuksesan model ini didahului oleh ide fesyen serupa dari Gabrielle Chanel selama tiga tahun.
Museum ini telah mengumpulkan 80 pakaian karya 70 desainer dari awal abad ke-20 hingga saat ini. Pakaian Gabriela Hearst ditampilkan, menggunakan mode kontemporer untuk menyampaikan pesan lingkungan.
Sejarah wanita di dunia fashion dimulai dengan pekerjaan menjahit di studio fashion. Kebanyakan desainer di Prancis muncul pada awal abad ke-20 – Madeleine Bionne, Jean Lanvin, Gabrielle Chanel. Di antara dua perang dunia, jumlah wanita di bidang fesyen kini melebihi jumlah pria.
Untuk bisa menghadirkan kreasi desainer Elsa Schiaparelli, Nina Ricci atau Vivienne Westwood, Metropolitan Costume Institute menelusuri koleksinya yang berisi 33,000 model dari seluruh sejarah pakaian selama tujuh abad.
Pameran ini awalnya dijadwalkan pada tahun 2020 untuk memperingati 100 tahun gerakan hak pilih di Amerika Serikat. Keterlambatannya merupakan konsekuensi dari pandemi COVID-19.
Pameran besar The Costume Institute berikutnya akan diadakan pada tahun 2024 dengan judul Sleeping Beauties: Reawakening Fashion.
Foto: Museum Seni Metropolitan